Langsung ke konten utama

Apakah Kita Termasuk Orang Yang Takut Kepada Allah SWT ?




Secara tidak sadar, Kita sebagai manusia alangkah seringnya melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama; “meninggalkan perintah, meremehkan ajaran-ajaran agama”.

Bahkan kita merasa lebih takut pada manusia ketimbang yang menciptakannya yaitu Allah Ta’ala?
Padahal Allah berfirman : “Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku” (QS. Al-Ma’idah : 44).

Sudahkah kita mempunyai sifat yang seperti ini?
- Taqwa
Takut kepada Allah merupakan sifat orang yang bertaqwa dalam arti sebagai bukti imannya kepada Allah. Ketahuilah bagaimana Allah mensifati para malaikat, Allah Ta’ala berfirman; “Mereka takut kepada Rabb mereka yang beraada diatas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (epada mereka)” (QS. An-Nahl :50).

Kemudian Allah Ta’ala berfirman tentang hamba – hambanya yang paling mulia yaitu para Nabi ‘alaihimus wassalam, artinya; "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan takut. Dan mereka adalah orang – orang yang khusuk kepada kami” (QS. Al-Al anbiya : 90).

- Berilmu
Semakin ia mengetahui Ilmu, maka semakin dekat dengan Allah Ta’ala, akan semakin besar pula rasa takutnya kepada Allah Ta’ala.

Biasanya yang berilmu itu para Ulama, Kyai, Ustadz merekalah yang mengenal Allah sehingga betapa semangatnya mensyiarkan kebenaran dalam dakwah.
Tidak jarang pula yang bukan Kyai/Ustadz katakanlah orang biasa sibuk dengan Negaranya, Kotanya, Dagangannya, Bisnisnya, kesibukan lainnya selain berceramah dalam kesehariannya tidak sampai meninggalkan ibadah.

Allah Ta’ala berfirman; “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba – Nya, hanyalah ulama” (QS. Al-Fatir : 28).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda; “Sesungguhnya aku yang paling mengenal Allah dan akulah yang paling takut kepada – Nya” (HR. Mukhari-Muslim”).

Dalam riwayat Sabda Rasul kepada para sahabatnya; “Demi Allah, andai kalian tahu apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Kalian pun akan enggan berlezat-lezat dengan istri kalian diranjang dan kalian akan keluar menuju tanah datang tinggi, mengiba-ngiba berdoa kepada Allah” (HR. Tirmidzi 2234, dihasankan Al Albani dalam shahih At Tirmidzi).

Kemudian Umar bin Khattab radhiallahu’anhu sahabat Nabi yang alim serta mulia dan setempel surga sudah diraihnya, beliau tetap berkata; “Andai terdengar suara dari langit yang berkata: ‘Wahai manusia, kalian sudah dijamin pasti masuk surga kecuali satu orang saja’. Sungguh aku khawatir satu orang itu adalah aku” (HR. Abu Nu’aim dalam Al Hilyah, 138).

Ada lagi yang meriwayatkan hadist dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, Abu Hurairah Radhiallahu’anhu beliau ulama dikalangan para sahabat yang tidak perlu kita ragukan lagi keutamaannya, beliau menangis ketika sedang sekarat menghadapi ajalnya dan berkata; “Aku tidak menangis karena urusan dunia kalian, namun betapa sedikit bekalku. Sungguh kelak aku akan berakhir disurga atau neraka, dan tidak mengetahui mana yang diberikan padakau diantara keduanya” (HR. Nu’aim bin Hammad dalam Az Zuhd-159).

Lantas, kenapa kita masih tidak takut terhadap Allah, malah lebih takut pada Ciptaan – Nya?
Apakah karena memang tidak mengetahui ilmunya?
Mau sampai kapan kita tidak mendekati dengan ahlinya?
Mau sampai kapan kita fakir akan pengetahuan agama?
Semoga Allah melindungi kita dan manjadi golongan penghuni Surga - Nya Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Pende | Terjemaahan - Belajar Gitar Part2

Ketika Ngebet Pengen Menikah

Sumber; dictio.id Sepertinya sudah tidak bisa dibantah, dalam kehidupan berumah tangga terutama bagi pasangan muda yang tidak berlandaskan kesiapan niat, mental. Maka terancam nyaris tumbang tak tertolongkan. Menikah pada usia muda saat ini memang sudah begitu viral. keberanian mereka yang dikatakan masih berada dibawah umur 20 tahun dengan bangganya menampilkan diri di Sosial Media. Dari mulai persiapan, resepsi dan berunjuk senyum merona dengan penuh kebahagiaan serta menggandengkan menunjukan buku resmi pernikahan. Pernikahan dini seakan ajang pertunjukan, "bahwa usia  belasan juga katanya siap saling membahagiakan, siap menafkahi, saling bertanggung jawab dan sebagai pelopor keselamatan, dengan dalih agar yang masih pacaran segera lanjut kejenjang pernikahan". Lahir sebuah pertanyaan pasti dari kalangan para jomlowers termasuk saya peribadi hehe. Yang memilih sendiri sembari ngumpulin kesiapan modal juga mental. Apakah menikah muda menyenangkan? Dan layak dijad...